Para
pekerja muda saat ini dikenal tidak terlalu setia pada satu perusahaan. Banyak dari mereka hanya bertahan tidak
lebih dari satu tahun kemudian berpindah kerja
keperusahaan yang lain. Dan mereka ini dikenal dengan sebutan“job hopper”,yaitu orang yang suka berpindah-pindah
pekerjaan.
1. Analisis (nilai value)
Jika seseorang menemukan pekerjaan lain
yang jauh lebih baik
untuk pengembangan karirnya, merupakan hal yang umum dan wajar bagi
pekerja tersebut untuk berpindah pekerjaan sebelum satu tahun . Namun alangkah baiknya jika segala
keputusan yang akan di ambil dipikirkan secara matang baik dan buruknya tentang perpindahan pekerjaan tersebut, karena juga harus memenuh istandar minimal 1,5 sampai 2 tahun masa kerja.
2. Sikap Individu /kelompok terhadap objek (+/-)
(+) Job hopping memang lebih dapat diterima dimasa kini dibandingkan
10 tahun yang lalu
,karena banyak perusahaan yang telah pulih dari resesi dan mulai merekrut
karyawan lagi,dan
perusahaan tahu banyak orang yang akan menerima pekerjaan apapun yang dibutuhkan. Dan
para manajer rekruitmen pun tahu, begitu pencari kerja sudah
cukup mapan di bidang pekerjaannya, mereka akan mencoba mencari peluang pekerjaan yang lebih menantang dengan gaji yang lebih
baik dibandingkan sebelumnya.
Oleh karena itu, job hopping lebih dapat diterima di kalangan karyawan usia 20-an atau 30-an dibandingkan dengan karyawan yang memasuki usia 40-an dan 50-an. Hal itu menjadi sulit dilakukan oleh mereka karena hampir semua pekerjaan membutuhkan training atau masa percobaan, paling tidak mereka harus menetap di perusahaan tersebut selama enam bulan masa kerja . Kurang dari itu, kemungkinan perusahaan akan menilai negatif terhadap sikap dan tingkah laku pekerja tersebut.
(-) Persepsi mengenai
job hopping tergantung juga dari jenis bidang
pekerjaannya. Misalnya dalam bidang penjualan ,orang
yang gemar berpindah-pindah pekerjaan akan
dipandang negatif. Karena dalam bidang sales , karyawan dengan target pencapaian yang tinggi umumnya mereka menetap di perusahaan tersebut di mana mereka telah mampu bekerja dengan baik dan mendapatkan komisi dengan persentase yang sangat menjanjikan dari hasil kerja kerasnya Sedangkan bagi staf penjualan yang tidak berkualitas, mereka cenderung berganti-ganti pekerjaan karena mereka tidak mampu mencapai
target perusahaan yang telah ditetapkan.
Tetapi bagaimana pun juga, terlalusering berpindah pekerjaan membuat orang tersebut terlihat rapuh. Akan lebih baik jika seorang pekerja menetap di satu perusahaan dengan masa kerja yang cukup lama sampai mereka dianggap
telah mampu untuk menempati
posisi yang lebih baik, sehingga dengan sendirinya menghasilkan gaji yang
lebih tinggi atau lebih memuaskan
3. Penyebab
Bekerja sangat erat kaitannya
dengan passion, tetapi bukan berarti orang yang
bekerja karena passion lebih bertahan cukup lama
/langgeng dalam bekerja. Justru banyak orang yang bekerja tidak berdasarkan
passion tetapi awet di dalam pekerjaannya.Hanya saja passion bisa membuat orang
lebih mencinta ipekerjaannya,
menghargainya dan lebih bersemangat dalam bekerja
Namun penting untukdiketahu ibahwa passion sedikit berbeda denga nhobi, passion adalah suatu kegiatan yang kita sukai/cintai, yang merupakan salah satu unsur dalam karier. Karier haruslah melibatkan passion, tujuan hidup, values, ketercapaian, dan kebahagiaan,maka untuk sukses dalam mencapai karier kita harus bisa menemukan passion pribadi itu sejak awal. Ketika seseorang bekerja sesuai dengan passionnya, maka ia berada di jalur untuk mencapai karirnya. Menemukan passion ini adalah hal yang sedikit susah karena sesungguhnya passion itu terdapat di dalam diri kita sendiri.
Ini juga lah yang kemungkinan belum di ketahui didalam diri seorang pekerja, jika sudah mengetahui passion yang sebenarnya, bisa jadi mereka tidak perlu sampai berkali-kali pindah pekerjaan dalam waktu yang relatif singkat. Oleh karenanya hal yang paling utama yang harus diperhatikan adalah kita harus mengetahui lebih dulu tujuan seseorang untuk bekerja, apakah ingin mencari materi, sekedar mencari pengalaman, mengejar pangkat atau jabatan, atau bahkan untuk mencapai tujuan hidup yang mulia, demi ibadah. Ini juga yang akan mempengaruhi pekerjaan, profesi ataupun karier seseorang.
Meskipun demikian, munculnya keinginan untuk meninggalkan
pekerjaan tidak hanya semata-mata sebagai dampak dari komitmenkerja yang
dimilik iindividu. Keinginan tersebut juga berkaitan
dengan faktor
kepuasan kerja yang dimiliki seseorang.
Ada sembilan(9) aspek yang mempengaruhi kepuasan kerja seseorang antara lain adalah :
·
Gaji,
yaitu dengan melihat apakah gaji yang diterima seimbang dengan usaha yang
dilakukan.
·
Imbalan,
yaitu keuntungan yang didapatdari individu dalam suatu organisasi.
·
Rekankerja,
yaitu dengan meliha penerimaan rekan kerja atas kemampuan individu.
·
Komunikasi,
yaitu mengenai penyampaian informasi dalam suatu organisasi.
·
Peraturan,
yaitu berupa kebijakan perusahaan yang berlaku.
·
Pekerjaan,
yaitu dengan melihat apakah kondisi dan fasilitas yang diterima individu dapat mendukun
gpekerjaan yang dilakukan atau tidak.
·
Promosi,
yaitu dengan melihat kesempatan untuk mendapatkan promosi secara objektif
(melalui penilaian kerja yang telah disepakati bersama)
·
Atasan,
yaitu adanya pengawasan oleh atasan, dan apakah bentuk pengawasan tersebut dirasakan
nyaman, membantu, atau justru menghambat.
·
Contingen reward, yaitu adanya pengakuan dan penghargaan terhadap tindakan
yang dilakukan oleh individu
4. Cara menyatakan ketidakpuasan
Banyak hal yang mungkin dilakukan
pekerja sebagai bentuk protes atas ketidakpuasan mereka terhadap
instansi tempat mereka bekerja selama ini, antara lain dengan rendahnya komitmen kerja yang bisa terlihat dari
banyaknya jumlah absensi / seringnya tidak masuk kerja, singkatnya
periode masa kerja karyawan tersebut, keterlambatan jam masuk kerja , serta rendahnya performa kerja yang
ditampilkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar