Senin, 08 Desember 2014

job hopper

JOB HOPPER


Para pekerja muda saat ini dikenal tidak terlalu setia pada satu perusahaan. Banyak dari mereka hanya bertahan tidak lebih dari satu tahun kemudian berpindah kerja  keperusahaan yang lain. Dan mereka ini dikenal dengan sebutan“job hopper”,yaitu orang yang suka berpindah-pindah pekerjaan.

1.    Analisis (nilai value)

Jika seseorang menemukan pekerjaan lain yang jauh lebih baik untuk pengembangan karirnya, merupakan hal yang umum dan wajar bagi pekerja tersebut  untuk berpindah pekerjaan sebelum satu tahun . Namun alangkah baiknya jika segala keputusan yang akan di ambil dipikirkan secara matang baik dan buruknya tentang perpindahan pekerjaan tersebut, karena juga harus memenuh istandar minimal 1,5 sampai 2 tahun masa kerja.

2.    Sikap Individu /kelompok terhadap objek (+/-)

(+)       Job hopping  memang lebih dapat diterima dimasa kini dibandingkan 10 tahun yang lalu ,karena banyak perusahaan yang telah pulih dari resesi dan mulai merekrut karyawan lagi,dan perusahaan tahu banyak orang yang akan menerima pekerjaan apapun yang dibutuhkan. Dan para manajer rekruitmen pun tahu, begitu pencari kerja sudah cukup mapan di bidang pekerjaannya, mereka akan mencoba mencari peluang pekerjaan yang lebih menantang  dengan gaji yang lebih baik dibandingkan sebelumnya.

Oleh karena itu, job hopping  lebih
dapat diterima di kalangan karyawan usia 20-an atau 30-an dibandingkan dengan karyawan yang memasuki usia 40-an dan 50-an. Hal itu menjadi sulit dilakukan oleh mereka karena hampir semua pekerjaan membutuhkan training  atau masa percobaan, paling tidak mereka harus menetap di perusahaan  tersebut selama enam bulan masa kerja . Kurang dari itu, kemungkinan perusahaan akan menilai negatif terhadap sikap dan tingkah laku pekerja tersebut.
(-)        Persepsi mengenai job hopping  tergantung juga dari jenis bidang pekerjaannya. Misalnya dalam bidang penjualan ,orang yang gemar berpindah-pindah pekerjaan akan dipandang negatif. Karena dalam bidang sales , karyawan dengan target pencapaian yang tinggi umumnya mereka menetap di perusahaan tersebut di mana mereka telah mampu bekerja dengan baik dan mendapatkan komisi dengan persentase yang sangat menjanjikan dari hasil kerja kerasnya Sedangkan bagi staf penjualan yang tidak berkualitas, mereka cenderung berganti-ganti pekerjaan karena mereka tidak mampu mencapai target perusahaan yang telah ditetapkan.
Tetapi bagaimana pun juga, terlalusering berpindah pekerjaan membuat orang tersebut terlihat rapuh. Akan lebih baik jika seorang pekerja menetap di satu perusahaan dengan masa kerja yang cukup lama sampai mereka dianggap telah mampu untuk menempati posisi yang lebih baik, sehingga dengan sendirinya menghasilkan gaji yang lebih tinggi atau lebih memuaskan

3.    Penyebab

Bekerja sangat erat kaitannya dengan passion, tetapi bukan berarti orang yang bekerja karena passion lebih bertahan cukup lama /langgeng dalam bekerja. Justru banyak orang yang bekerja tidak berdasarkan passion tetapi awet di dalam pekerjaannya.Hanya saja passion bisa membuat orang  lebih mencinta ipekerjaannya, menghargainya dan lebih bersemangat dalam bekerja

Namun penting
untukdiketahu ibahwa passion sedikit berbeda denga nhobi, passion adalah suatu kegiatan yang kita sukai/cintai, yang merupakan salah satu unsur dalam karier. Karier haruslah melibatkan passion, tujuan hidup, values, ketercapaian, dan kebahagiaan,maka  untuk sukses dalam mencapai karier kita harus bisa menemukan passion pribadi itu sejak awal. Ketika seseorang bekerja sesuai dengan passionnya, maka ia berada di jalur untuk mencapai karirnya. Menemukan passion ini adalah hal yang sedikit susah karena sesungguhnya passion itu terdapat di dalam diri kita sendiri.

I
ni juga lah yang kemungkinan belum di ketahui didalam diri seorang pekerja, jika sudah mengetahui passion yang sebenarnya, bisa jadi mereka tidak perlu sampai berkali-kali pindah pekerjaan dalam waktu yang relatif singkat. Oleh karenanya hal yang paling utama yang harus diperhatikan adalah kita  harus mengetahui lebih dulu tujuan seseorang untuk bekerja, apakah ingin mencari materi, sekedar mencari pengalaman, mengejar pangkat atau jabatan, atau bahkan untuk mencapai tujuan hidup yang mulia, demi ibadah. Ini juga yang akan mempengaruhi pekerjaan, profesi ataupun karier seseorang.
Meskipun demikian, munculnya keinginan untuk meninggalkan pekerjaan tidak hanya semata-mata sebagai dampak dari komitmenkerja yang dimilik iindividu. Keinginan tersebut juga berkaitan dengan faktor kepuasan kerja yang dimiliki seseorang.
Ada sembilan(9) aspek yang mempengaruhi kepuasan kerja seseorang antara lain adalah :

·         Gaji, yaitu dengan melihat apakah gaji yang diterima seimbang dengan usaha yang dilakukan.
·         Imbalan, yaitu keuntungan yang didapatdari individu dalam suatu organisasi.
·         Rekankerja, yaitu dengan meliha penerimaan rekan kerja atas kemampuan individu.
·         Komunikasi, yaitu mengenai penyampaian informasi dalam suatu organisasi.
·         Peraturan, yaitu berupa kebijakan perusahaan yang berlaku.
·         Pekerjaan, yaitu dengan melihat apakah kondisi dan fasilitas yang diterima individu dapat mendukun gpekerjaan yang dilakukan atau tidak.
·         Promosi, yaitu dengan melihat kesempatan untuk mendapatkan promosi secara objektif (melalui penilaian kerja yang telah disepakati bersama)
·         Atasan, yaitu adanya pengawasan oleh atasan, dan apakah bentuk pengawasan tersebut dirasakan nyaman, membantu, atau justru menghambat.
·         Contingen reward, yaitu adanya pengakuan dan penghargaan terhadap tindakan yang dilakukan oleh individu



4.    Cara menyatakan ketidakpuasan

Banyak hal yang mungkin dilakukan  pekerja sebagai bentuk protes atas ketidakpuasan mereka terhadap instansi tempat mereka bekerja selama ini, antara lain dengan rendahnya komitmen kerja yang bisa terlihat dari banyaknya jumlah absensi / seringnya tidak masuk kerja, singkatnya periode masa kerja karyawan  tersebut, keterlambatan jam masuk kerja , serta rendahnya performa kerja yang ditampilkan.


 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar